LEADERSHIP
Assalamualaikum
Pada kesempatan kali ini
saya akan membahas mata kuliah PSIKOLOGI INDUSTRI tentang LEADERSHIP.
Leadership pada bahasa indonesia
yang berarti: PEMIMPIN
Leadership/pemimpin menurut
saya pribadi yaitu kepala dari suatu organisasi yang bisa mengatur/mengelola
suatu organisasi. Pemimpin harus mempunyai jiwa yang bertanggung jawab, displin,
berdedikasi, membuat keputusan dan juga mau bekerja dalam sebuah team.
Pastinya dalam diri seorang
pasti mempunyai inspirasi seorang pemimpin. Pada diri saya sendiri, inspirasi
saya yaitu AHOK, Gubernur DKI Jakarta 2014-2017
Kenapa AHOK?
Ahok lahir di Belitung timur
pada tanggal 29 Juni 1966, Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan
perguruan tinggi di Jakarta dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti.
Dan ia melanjutkan S2nya dimengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah
Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA)atau
Magister Manajemen (MM)
Ahok mempunyai jiwa
kemimpinan yang mempunyai gaya sendiri untuk mempimpin DKI Jakarta. Ahok
menjadi Gubernur DKI saat ini perlu perjuangan dari 0 untuk menjadi pemimpin.
Sebelum menjadi wakil dan
gubernur DKI Jakarta, Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota
legislatif. Dengan keuangan yang sangat terbatas dan model kampanye yang lain
dari yang lain, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat, ia terpilih
menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Selama
di DPRD ia berhasil menunjukan
integritasnya dengan menolak ikut dalam praktik KKN, menolak mengambil uang
SPPD fiktif, dan menjadi dikenal masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD
yang berani secara langsung dan sering bertemu dengan masyarakat untuk
mendengar keluhan mereka sementara anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”.
Setelah 7 bulan menjadi DPRD,
muncul banyak dukungan dari rakyat yang mendorong Ahok menjadi bupati. Maju
sebagai calon Bupati Belitung Timur di tahun 2005, Ahok mempertahankan cara
kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan melayani langsung rakyat dengan
memberikan nomor telfon genggamnya yang juga adalah nomor yang dipakai untuk
berkomunikasi dengan keluarganya. Dengan cara ini ia mampu mengerti dan
merasakan langsung situasi dan kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang
tidak “tradisional” ini, yaitu tanpa politik uang, ia secara mengejutkan
berhasil mengantongi suara 37,13 persen dan menjadi Bupati Belitung Timur
periode 2005-2010. Padahal Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi,
yang juga adalah kampung dari Yusril
Ihza Mahendra.
Dalam waktu singkat sebagai
Bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis sampai
tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan
pelayanan publik lainya. Prinsipnya sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak
berani tidak lurus. Selama menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti
sogokan baik di kalangan lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia
memotong semua biaya pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen.
Dengan demikian ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat.
Kesuksesan ini terdengar ke
seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul suara-suara untuk mendorong Ahok
maju sebagai Gubernur di tahun 2007. Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin
dalam pemilihan Gubernur Babel ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur
memilih Ahok. Namun sayang, karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan
dan penghitungan suara, ia gagal menjadi Gubernur Babel. Pada selanjutnya ahok mencalonkan sebagai DPR dan kepilih sebagai DPR.
Selama di DPR, ia duduk di
komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan sebagai figur yang apa adanya,
vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia
menciptakan standard baru bagi anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi,
transparansi dan profesionalisme. Ia bisa dikatakan sebagai pioner dalam
pelaporan aktivitas kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun
dalam berbagai kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya.
Sementara itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja menyediakan materi
undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan informasi dan mengadvokasi
kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal fundamental yang ia sedang
perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem rekrutmen kandidat kepala
daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan pemilukada dan membuka
peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk merebut kepemimpinan di
daerah.
Ahok berkeyakinan bahwa
perubahan di Indonesia bergantung pada apakah individu-individu idealis berani
masuk ke politik dan ketika di dalam berani mempertahankan integritasnya.
Baginya, di alam demokrasi, yang baik dan yang jahat memiliki peluang yang sama
untuk merebut kepemimpinan politik. Jika individu-individu idealis tidak berani
masuk, tidak aneh kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih
sangat korup. Oleh karena itu ia berharap model berpolitik yang ia sudah
jalankan bisa dijadikan contoh oleh rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan
berjuang dalam politik. Sampai hari ini ia masih terus berkeliling bertemu
dengan masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin
yang bersih, transparan, dan profesional.
Di tahun 2006, Ahok
dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah
Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari
penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari KADIN,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat Transparansi
Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan bahwa berpolitik ala Ahok
adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, ketulusan, kejujuran, dan
pengorbanan; bukan politik instan yang sarat pencitraan.
Sumber:
1.
Risky
Dennis Lastiko
2.
http://bio.or.id/biografi-ahok-basuki-tjahaja-purnama/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar